Senin, 14 September 2015

PAN Gabung KIH.


Berita politik tanah air minggu ini kembali hangat dengan Keputusan PAN untuk mengalihkan dukungannya dari KMP ke KIH. Terlepas dari alasan apa yang dipilih para petingginya, sungguh keputusan ini tidak membuat saya heran.
Menilik beberapa catatan saya (sok2an jd pengamat parpol) konsistensi PAN dalam mendukung sesuatu bisa dikatakan rendah. Yang perlu diperhatikan di sini, memiliki konsistensi rendah bukan berarti partai tersebut buruk lho.
Pemilu 1999 sebagai pemilu legislatif pertama di era reformasi menghasilkan urutan 5 besar sbb: PDIP sbg pemenang, disusul Golkar, PKB, PPP, dan PAN. Masih ingat dalam ingatan saya, salah satu stasiun TV tanah air menyiarkan pemilihan ketua MPR dan Presiden secara langsung (waktu itu pemilihan presiden masih menggunakan voting di MPR). Di depan kotak tv berwarna 21 inchi, saya dan almh ayah saya menonton langsung pemilihan tersebut. PDIP, PKB, PAN merupakan trio parpol reformasi yang pada waktu itu bisa dikatakn bersahabat dekat. Sehingga ketika pemilihan ketua MPR terdapat nama Bapak Amien Rais, saya lgsg berkeyakinan Pak Amien akan menang. Ya, prediksi saya, selain mendapatkan suara dari PAN, suara PDIP, PKB jelaslah bulat diberikan utk pak Amien Rais. Hal ini juga didasarkan pada kondisi, PDIP mengincar posisi presiden sedangkan PKB tidak punya figur selain Gusdur. Dan hasilnya sesuai prediksi saya, pak Amien mendapatkan kursi ketua MPR.
Setelah pemilihan Ketua MPR selesai, dilanjutkan dengan pemilihan presiden. Dan pada kejadian ini PAN melalui bapak Amien Rais mulai bermanuver dengan menghadirkan poros tengah dan mengusulkan Gusdur. PKB sbg tempat bernaung gusdur menolak mentah2 usul tersebut. Namun, poros tengah tetap maju dan mencalonkan gusdur utk beradu dengan ibu Megawati. Situasi ini jelas tidak menguntungkan PDIP. Golkar sebagai pemenang kedua jelas lebih berpihak ke gusdur. Maklum, pada waktu itu PDIP dengan Megawatinya merupakan perlambangan perlawanan rakyat kecil terhadap Orba. Sedangkan suara PKB tidak lagi bulat untuk diberikan pada Megawati. Hasil voting menempatkan gusdur sebagai presiden.
Belum genap 3 tahun Gusdur memimpin, prahara kembali terjadi. Kasus Bruneigate mengantarkan Gusdur keluar istana. Kembali kesolidan trio parpol reformis ini dipertanyakan. Ditolaknya pertanggungjwaban gusdur meskipun kejagung sdh menerbitkan surat tidak terlibatnya gusdur dalam kasus ini disinyalir juga karena manuver pak amien dan PANnya. Lagi2 konsistensi pak Amien dan PANnya dipertanyakan
Pemilu 2014 menghadirkan pasangan capres Pak Jokowi dan JK berhadapan dengan Pak Prabowo dan Hatta. Dengan perolehan suara yang tidak begitu besar, sungguh suatu berkah ketika Hatta dari PAN bisa menjadi cawapres. Meskipun akhirnya pasangan ini kalah dengan pak Jokowi dan JK, namun PAN masih mendapatkan suatu keberkahan bergabung dengan KMP karena mendapatkan kursi ketua MPR.
Kongres PAN ke IV yang menghadirkan Zulkifli Hasan dan Hatta Rajasa sebagai calon ketum benar2 berlangsung mendebarkan. Kekalahan 6 suara saja Hatta Rajasa dari Zulkifli yang didukung Amien Rais memupus harapannya untuk kembali menjadi ketua umum. Perubahan ketua umum inilah yang membuat PAN akhirnya menyeberang ke kubu KIH dan lagi2 membuat konsistensi sikapnya harus dipertanyakan.
Meskipun di dunia politik terdapat istilah tidak ada kawan atau lawan yang abadi, namun konsistensi sikap menurut pendapat saya wajib ada. Kecuali ada suatu hal yang kemudian bertentangan dengan norma hukum bolehlah kita memutuskan suatu ikatan. Namun pada kasus ini, saya melihat meskipun ada dua kubu yang berseberangan yaitu KMP dan KIH, tidak ada alasan yg kuat bagi anggota salah satu koalisi utk menyeberang. KMP sebagai penyeimbang di legislatif tidak pernah melakukan tindakan yang mengganggu Pemerintahan sebagaimana Kubu KIH di pemerintahan yang menurut pendapat saya juga sudah berbuat sebaik mungkin untuk kepentingan rakyat. Jadi, di kubu manapun anda berada sebenarnya tidak masalah, toh sama2 berjuang untuk kemakmuran bangsa. Yang tidak elok hanyalah ketika anda sering berganti baju.
--Sudah 1 Bulan 7 hari di Bumi Blambangan--

Senin, 27 Juli 2015

Bumi Blambangan

Bus kediri-Surabaya, ojek Surabaya-Sidoarjo, dan dilanjutkan Kereta Api Sidoarjo-Banyuwangi mengantarkanku sampai di kota ini.  Total sekitar 10 jam perjalanan aku tempuh untuk sampai di Kota paling timur Pulau Jawa ini, kota yang akan aku tinggali paling tidak untuk satu tahun ke depan. Tuntutan pekerjaan memang membuatku harus siap di mana pun aku tinggal. Setelah pengabdianku di Kota Blitar selama hampir 5 tahun, dilanjutkan Situbondo 2 tahun, dan hari ini untuk pertama kalinya aku mulai bekerja di Banyuwangi.
Tak banyak asa yang ingin aku gantungkan dalam perjalanan karirku di kota ini. Do'aku di awal melangkahkan kaki di kota ini hanyalah semoga mampu memberikan warna positif pada tempat kerjaku yang baru, mampu beradaptasi dengan baik, dan tentu saja berharap di gerbong mutasi yang akan datang mampu berpindah mendekati kota Pahlawan, Surabaya. Untuk orang-orang tersayangku yang aku tinggalkan di sana, semoga Allah SWT selalu menjaga dan menyayangi kalian. Aamiin..


---- Rumah Kost Mojopahit, 27 Juli 2015 ----

Selasa, 18 Februari 2014

Hanya Perlu Untuk Segera Memulai.

Memulai sesuatu yang telah lama ditinggalkan sungguh membutuhkan tekad dan semangat yang tidaklah kecil. Dan itu yang aku rasakan untuk memulai menggoreskan beberapa kata dalam blogku ini. Statistik blogspot mencatat bahwa terakhir kali aku memposting tulisanku adalah pada bulan Maret 2012. Itu berarti hampir 2 tahun aku tidak memposting tulisanku di blog ini. Kesibukan pekerjaan di kantor, aktivitas kuliah yang padat, dan kehidupan pribadiku yang tidak lagi seorang diri jelas bisa dijadikan alasan yang kuat tentang tidak produktifnya aku menulis. Namun, ketika aku flasback ke hari yang telah lalu, sungguh tak ada alasan yang tepat untuk dikemukakan selain rasa malasku yang menggunung. Malu rasanya mengunggkapkannya.
Banyak sekali hal-hal yang telah berubah tentang aku dan kehidupanku. Hal ini menandakan rentang waktu maret 2012 hingga hari ini benar-benar melewati bilangan hari yang tidak sedikit. Banyak hal yang serba pertama terjadi ketika aku menulis hari ini. Yang paling penting dari yang terpenting yang ingin aku infokan adalah hari ini untuk pertama kalinya aku menulis di blog ini dengan status sebagai seorang suami dari perempuan cantik bernama Neni Racmacandrani. Sungguh merasa beruntung aku mendapatkannya. Bagaimana dan siapa dia, mungkin lain kali aku ceritakan.
Selanjutnya, untuk pertama kalinya aku menulis pada blog ini dengan status pegawai kantoran di Kota Situbondo. Hal ini berkat adanya surat mutasi pegawai yang memindahkanku dari tempat kerjaku yang sebelumnya, yaitu Kota Blitar. Perubahan ini jelas akan berpengaruh dengan tulisan-tulisanku yang mungkin akan banyak mengupas tentang berbagai hal mengenai kota kecil yang aku tempati ini.
Selain yang aku ceritakan di atas, masih banyak hal-hal lain yang untuk pertama kalinya mengelilingiku ketika aku menulis hari ini kawan. Komputer yang aku gunakan, teman-teman sekelilingku, suasana kerja yang melingkupiku, dan tentu aktivitas-aktivitas baru ku. Dan itu semua jelas akan mempengaruhi tulisan-tulisanku selanjutnya.
Ahhh.. Sudahlah... Aku tak ingin menulis panjang lebar lagi di awal kehidupan menulisku setelah lama vakum ini. Tampaknya "karat" sungguh telah banyak tertabur di otakku sehingga untuk merangkai kata beberapa paragraf saja benar-benar membuat otakku panas dan perutku mulas. Do'a dan harapanku semoga tulisan ini bisa menjadi langkah awal dari langkah-langkah ku selanjutnya untuk bisa berbagi cerita tentang aku, dia, kamu, kami, mereka, dan kota ini...


----Situbondo Kota Santri, 18 Februari 2014----

Jumat, 30 Maret 2012

Pimpinan baru, Harapan Baru.

Hari ini, sama seperti hari jum'at yang tlah lalu. Sejak pucuk pimpinan di kantorku berganti dengan yang baru. Suasana pagi di hari jum'at semakin seru dan penuh keceriaan dan kehangatan. Acara rutin kumpul pagi dengan suguhan sarapan pagi "ala kadarnya" membuat kekeluargaan antar pegawai semakin erat. Ada banyak hal yang bisa mendeskripsikan sosok orang nomer satu di kantorku ini. Mulai badannya yang tegap, sedikit gempal, namun memiliki tinggi badan yang cukup untuk kategori orang Indonesia hingga suaranya yang tegas dengan aksen jawa setengah betawi yang kental. Kegilaannya pada dunia fotografi dan musik membuatku mengkategorikan beliau pada kelompok orang yang nyaris perfect, penilaianku simple saja, orang yang menggunakan otak kanan dan otak kiri sama bagusnya, maka aku kategorikan orang yang perfect. hehhehehee..
Hari ini, belum genap 3 bulan beliau berkantor di tempat ini. Namun, gebrakan serta visi misinya yang jelas, membuat kami, para bawahannya seakan bersemangat dan bersemangat untuk memberikan yang terbaik dalam pekerjaan. Runtun, ceplas ceplos, tegas, tak mau ditekan, tidak membedakan derajat dan pangkat, serta tak takut dengan apapun merupakan sikap beliau yang membuat setiap pegawai merasa nyaman. Setiap pegawai merasa memiliki hak yang sama selama dia bekerja sesuai dengan prosedur yang ditentukan. Penilaian kinerja pun berlangsung adil dan transparan. Setiap pegawai dinilai dari apa yang dia kerjakan bukan dari apa yang dia omongkan. Ketidakmampuan bangsa Indonesia bersaing dengan bangsa lain karena kebanyakan orang indonesia terlalu banyak bicara sedangkan actionnya hampir bernilai NOL. 
Hari ini, dan mungkin di hari-hari berikutnya, akan ditunggu gebrakan2 baru dari beliau dan ide2 segar baru dari beliau.......

Rabu, 05 Oktober 2011

Kesaktian Pancasila dan masa SD ku.

Bendera merah putih berkibar setengah tiang pagi ini di seluruh Indonesia. Tak ada yang aneh dengan pemandangan ini, karena memang setiap tanggal 30 September, demi menghormati jasa2 para pahlawan Revolusi yang telah gugur demi membela kehormatan bangsa ini, seluruh instansi pemerintah dan sebagian besar rumah-rumah penduduk di seantero negeri ini, mengibarkan bendera setengah tiang tanda berkabung. Masih teringat jelas bagaimana dimasa SD ku dulu, tautan indah puisiku beradu indah dengan  puisi teman-teman sekolahku. Pun demikian dengan karangan indah hasil resume film G-30S/PKI yang biasa diputar setiap malam tanggal 1 Oktober menjadi menu wajib yang harus aku dan teman2ku kumpulkan demi mendapatkan nilai bagus dalam pelajaran IPS. Dan inilah salah satu coretan kecilku pada masa SD ku dulu demi mengenang kehebatan para jenderal kami dan mengingat kebiadapan para pemberontak negara ini. 


*G-30 S/PKI

Senja Kelabu Di malam Bulan Oktober
Kala itu..
Penduduk Jakarta sedang terlena dalam tidur
Dan terbuai dalam mimpi.
Segerombolan penculik telah datang.
Dengan segudang setan di benaknya..

PKI.....
Tujuh jenderal engkau bunuh dengan biadab
Tak mengenal Perikemanusiaan
Jeritan tangis tak kau hiraukan.
Demi khayal tinggimu yang penuh dosa.

Ya Tuhan Kami..
Laindungilah bangsa ini dari Kekejaman dan ideloginya.

PKI..
Enyahlah dari bumi Indonesia...

Sabtu, 24 September 2011

Sensus Pajak Nasional 2011

-Hotel Surya Tretes, Pasuruan.

Senin, 19 September 2011
Mata masih mengantuk akibat baru nyampek hotel pukul 01.00 dini hari tak membuat semangatku untuk mengikuti pelatihan dan bimbingan tekhnis untuk pelaksanaan sensus pajak 2011 surut. Di Hall Semeru tempat pembukaan acara pelatihan telah dipenuhi dengan peserta dari berbagai kantor, aku membaur di antara mereka, sembari bersalaman dengan peserta bimteks lainnya, aku mengenalkan diriku. Acara pembukaan ini berlangsung santai dan penuh semangat. Tak lebih dari 10 menit, acara pembukaan berlangsung, dan kami dibagi menjadi 3 kelas pelatihan dengan masing2 kelas berisi 5 kantor/kelompok.
Acara di kelas dimulai dengan perkenalan mentor dan perkenalan kami sebagai peserta, dilanjutkan dengan menentukan nama kelompok, ketua kelompok, yel-yel, dan identitas2 unik lainnya ttg kelompok kami. Kami dari KPP Pratama Blitar, memberikan nama Patria pada kelompok kami sesuai dengan ciri khas kota Blitar. Patria sendiri berarti pejuang tanah air. Bimbingan ini benar2 berjalan seru dan tidak monoton berjalan satu arah, kami peserta dilibatkan untuk menyampaikan ide2 segar, sanggahan, kritikan, ataupun uneg mengenai sensus perpajakan ini. Setiap peserta yang aktif akan mendapatkan poin untuk kelompoknya, pengurangan poin juga diberikan bagi kelompok yang anggotanya melanggar peraturan yg tlah ditetapkan seperti, terlambat masuk kelas, kedapatan telpon atau sms di dlm kelas, dan banyak lagi yang lainnya.
Pembelajaran hari pertama ini membahas mengenai latar belakang digelarnya sensus, pengertian sensus itu sendiri, tujuannya, kapan pelaksanaan, dan hal2 lain yang berkaitan dengan pelaksanaan sensus. Pelatihan ini pun terkesan atraktif karena pemberian penjelasan selain menggunakan modul dan slide, juga dikembangkan dengan game2 seru dan pertanyaan2 yang memancing untuk aktif dalam pembelajaran. Pelatihan hari pertama berlangsung dari pukul 08.00-17.00 dengan ada sela coffee break selama 20 menit pada pukul 10.00 dan Ishoma pada pukul 12.00 serta coffee break dan sholat ashar pada pukul 15.30.
Pembelajaran yang dapat diambil dari pelatihan hari pertama adalah Apapun rintangan dan hambatan yang menghadang, Sensus Pajak Nasional 2011 harus terus berjalan dan sukses demi pelayanan yang lebih baik terhadap Wajib Pajak dan target penerimaan negara dari sektor pajak, yang pada tahun 2012 ditargetkan sebesar, 1.080 trilyun rupiah. Suatu angka yang fantastik dan wajib dipenuhi agar program2 pemerintah terutama untuk kesejahteraan rakyat dapat terlaksana.
Sesampainya di kamar hotel, setelah membereskan perlengkapan pelatihan, tak lupa mengabadikan gambar sekeliling hotel yang memang cukup bagus pemandangannya. Dan sangat rugi untuk dilewatkan begitu saja.
Berpose dengan background Gunung Arjuna

Helipad (Sisi Lain dari hotel Surya)
Selasa, 20 September 2011
Pagi yang cerah namun udara dingin tetap merambat ke seluruh tubuh sehingga membuatku dan teman sekamarku malas untuk beranjak bangun. Setelah sholat shubuh, aku tarik kembali selimut tebalku seraya melihat televisi untuk menghilangkan rasa kantukku. Teman sekamarku, yang mempunyai hobby fotografi, iseng mengabadikan keindahan alam dari balkon kamar kami. Karena memang aku dan temanku termasuk tipikal orang yang cukup aktif berfoto ria, maka kelakuan temanku tersebut membuatku gelisah untuk tidak bergabung berfoto ria.
Menikmati Sunrise Dari Balkon Kamr Hotel (Pict teman kamarku)
Bergaya sebelum mandi (Kamar 312)
Materi untuk hari selasa, meliputi pelatihan comunication skill. Setiap peserta, diberikan materi dan teori mengenai bagaimana berkomunikasi yang baik, peningkatan penampilan, dan bagaimana mengetahui karakteristik lawan bicara beserta solusi ketika menemui lawan bicara yang tidak sejalan dengan visi dan misi kita sebagai komunikan. Selain teori, di akhir sesi juga dilakukan praktek dengan ditunjuk perwakilan masing2 kelompok untuk mencoba melakukan sensus pajak nasional dengan berbagai tipe wajib pajak yang ditemui. Tawa membahana ketika ada beberapa peserta yang sengaja memasukkan candaan2 dan tekhnik mengeles yang handal ketika menghadapi seorang Wajib Pajak yang kurang merespon program SPN ini.
Acara selama dua hari ini ditutup langsung oleh Bapak Kakanwil Jatim III, dengan terlebih dahulu memberikan semacam motivasi dan percobaan langsung pada peserta untuk mencoba kemampuan komunikasinya di depan Bapak Kakanwil.
Pembelajaran yang bisa diambil pada hari ini adalah, bahwa sebagai seorang petugas, kita harus mampu mengatasi hambatan2 yang ada di lapangan dengan berpegang teguh pada SOP dan panduan2 tekhnis yang ada. Jangan pernah katakan MENYERAH UNTUK MELAKUKAN SENSUS PAJAK NASIONAL...!!

Rabu, 21 September 2011
Secara jadwal dari kantor pusat pelatihan dan bimbingan tekhnis Sensus Pajak Nasional telah berakhir kemarin, namun Kantor Wilayah DJP Jawa Timur III, menambah kegiatan untuk lebih memantapkan hasil training dengan terjun langsung dilapangan. Masing2 kantor diberikan tugas untuk melaksanakan sensus pajak pada wilayah yang sudah ditentukan. Sebelum berangkat ke lokasi, kami terlebih dahulu dibekali dengan pengetahuan umum mengenai wilayah yang akan kami datangi dan daftar OP yang akan kami lakukan sensus. Untuk kegiatan simulasi ini dipilihlah Pertokoan dan Perkantoran Taman Dayu, Pasuruan. Sebagai sebuah tim, kami  bahu membahu menyiapkan semua perlengkapan untuk kelancaran sensus kami, semisal peta blok, pembagian claster, data wajib pajak, surat tugas, dan ATK. Semuanya kami persiapkan seakan-akan kami melakukan sensus yang sebenarnya.
 
Tetap Bergaya ditengah pembekalan untuk simulasi Sensus Pajak
Setelah semua pembekalan selesai,sebagian dari kami langsung meluncur ke Taman Dayu untuk melakukan sensus pajak. Sedangkan sebagian yang lain mengikuti materi di dalam kelas. Acara baru selesai pukul 11.00. Dengan menumpang mobil temanku, aku kembali ke Blitar, untuk menularkan apa yang aku dapat pada teman2ku di Kantor.


Rabu, 14 September 2011

Aku dan Komputerku

Tak ada yang bisa ku bagi. Hanya kesedihan dan sedikit kekesalan akibat untuk ketiga kalinya dalam 10 bulan terakhir ini komputerku mengajakku untuk bersabar. Komputerku bisa menyala namun terjadi permasalahan pada koneksi LANnya. Sedikit mengomel sebal, sambil berusaha mengeluarkan kemampuan maintenance komputer yang memang pas-pasan untuk mencoba mengatasi sakit pada komputerku. Tiga jam berlalu namun tak kunjung bisa aku atasi, omelanku semakin bertambah seiring waktu yang terus berjalan. Teman2 kantor yang melihat tingkah polaku hanya bisa tertawa sedih melihatku. Setelah seharian lewat dan menghasilkan komputerku yang tetap positif sakit, aku merenung. Ku coba mengingat kejadian2 di masa lampau mengenai komputer kerjaku ini. Dan hasilnya ku dapatkan suatu fakta, bahwa sejak perkenalanku dengan komputer kerjaku yang tlah memasuki usia setahun ini, ternyata setiap aku sakit, komputerku juga sakit.. Hadeehh, benar2 fakta yang tidak bisa dibanggakan. Sebagai pemberitahuan, hari senin kemarin, seharian aku hanya bisa tertidur lemas di kamarku akibat pusing dan mual yang menyerangku, dan ternyata komputer kantorku pun sakit mengikuti tuannya. Aku pun hanya bisa tertegun dan termangu, serta tidak bisa menyimpulkan apakah fakta ini hanya sebuah kebetulan atau memang ada sebuah ikatan batin yang kuat antara komputer kerjaku dengan diriku. Allahu'alam..